Post terakhir: 20111227; lama tak menulis. Futur jiwa, walau idea kekal menjelma.
Hari ni cerita tentang keadilan. Kenapa? Sebab hari ni manusia sudah tidak mengenal apa itu keadilan. Kesian, sebab mereka yang gagal adil berjaya zalim, dan mereka yang zalim itu jauh dari hidayah Allah:
"Dan (ingatlah), Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim."
( Al-Baqarah 2 : 258 )
Dan tidaklah sesuatu selain kebenaran itu melainkan kesesatan. -Al-Qur'an- |
Kisah Satu
Al-Kisah dahulu di salah satu negara timur tengah yg sedang dalam
penjajahan Negara Barat , hiduplah seorang polisi berpangkat kolonel.
Kolonel ini sangat kejam kpd siapa saja yg tidak mau mengikuti
keinginan sang penjajah. Ia tidak segan-segan menyiksa siapa saja dg
berbagai macam siksaan agar sang penjajah senang, termasuk orang-orang
shaleh yg tidak bersalah sekalipun.
Namun Allah,SWT Maha
Adil , setelah para atasannya yaitu penjajah barat tsb pergi dari
negaranya, ia dibenci oleh rakyat negaranya bahkan keluarganya. Sampai
akhirnya suatu ketika ia menderita berbagai macam penyakit seperti darah
tinggi, diabetes, penyempitan pembuluh darah, keracunan darah , liver
dll.
Di rumah sakit Kolonel ini pada siang hari tdk bisa
tidur , pada malam hari ia menjerit kesakitan dan berteriak memanggil
perawat laki-laki atau perawat wanita, setelah perawat datang ia tdk
minta apa-apa hanya minta ditemani hingga matahari terbit. Itulah yg ia
alami setiap malam selama berbulan-bulan menuju gerbang kematian
(sakaratul maut) dg sangat sulit sekali.
Dulu ia sering
menyiksa orang lain yg tdk bersalah pada malam hari kini ia oleh Allah
disiksa juga pada malam hari. Kolonet ini menangis tersedu-sedu memori
ingatannya masih kuat sehingga masih bisa menceritakan kisahnya ini kpd
salah seorang yg mengunjunginya. Dan ia berkata :” Apa yg aku derita
sekarang adalah hukuman dari Allah,SWT. sebab dulu aku menyeret banyak
orang-orang yg tdk bersalah ke pengadilan dan juga menyiksa orang-orang
yg sholeh karena ingin sekali menyenangkan sang penjajah barat.”
Allah,SWT
membiarkan ingatannya dan hatinya berdenyut agar ia merasakan siksa
dunia, tapi siksa akhirat itu lebih menyakitkan dan pedih. Nau’zubillah
Kisah Dua
Suatu ketika Nabi Musa AS bermunajat di bukit Thursina. “Ya, Allah, tunjukkanlah keadilanmu kepadaku!”. Allah pun berfirman kepada Musa, “Jika Aku menampakkan keadilan-Ku kepadamu, engkau tidak akan sabar dan tergesa-gesa menyalahkan-Ku”. “Dengan taufik-mu”, kata Musa, “aku akan bersabar menerima dan menyaksikan keadilan-mu”.
Firman-Nya, “pergilah engkau ke sebuah mata air. Bersembunyilah engkau di dekatnya dan saksikan apa yang akan terjadi”!
Musa pun pergi ke mata air yang ditunjukkan kepadanya. Tidak
lama kemudian, datanglah seorang penunggang kuda. Ia turun dari
kudanya, mengambil air dan minum. Saat itu, ia menyimpan sekantong uang.
Dengan tergesa-gesa ia pergi sehingga lupa membawa uang yang
disimpannya.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil untuk mengambil air. Ia melihat sekantong uang lalu mengambilnya dan langsung pergi.
Setelah anak itu pergi, datanglah seorang kakek buta. Ia mengambil
air untuk minum, berwudhu dan sholat. Setelah si kakek selesai sholat,
datanglah penunggang kuda tadi untuk mengambil uangnya yang tertinggal.
Ia menemukan kakek buta itu sedang berdiri dan akan segera beranjak pergi.
“Wahai kakek tua, kamu pasti mengambil kantongku yang berisi uang”! Betapa kagetnya kakek itu. Ia berkata, “Bagaimana saya dapat mengambil kantong Anda, sementara mata saya tidak dapat melihat?” “Kamu jangan berdusta. Tidak ada orang lain disini selain dirimu”!
Bentak si penunggang kuda. Setelah bersitegang, akhirnya kakek buta itu
dibunuhnya. Kemudian, ia menggeledah baju si kakek, sayang ia tidak
menemukan uang yang dicarinya.
Saat melihat kejadian tersebut nabi Musa protes kepada Allah SWT, “Ya Allah, hamba sungguh tidak sabar melihat kejadian ini. Namun hamba yakin Engkau Maha Adil. Mengapa kejadian itu bisa terjadi”?
Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menjelaskan apa yang terjadi. “Wahai
Musa, Allah Maha Mengetahui hal-hal gaib yang tidak engkau ketahui.
Anak kecil yang mengambil kantong itu sebenarnya mengambil haknya
sendiri. Dahulu, ayahnya pernah bekerja pada si
penunggang kuda, tetapi jerih payahnya tidak dibayarkan. Jumlah yang
harus dibayarkan sama persis dengan yang diambil anak itu. Sementara si kakek buta adalah orang yang membunuh ayah anak kecil itu sebeluk ia mengalami kebutaan”.
----
Ini kisah keadilan langit. Allah Maha Adil. Mungkin terselamat hari ini, hari esok belum tentu lagi. Mungkin kaya raya di hidup di dunia, boleh jadi akhirat terseksa,merana, jiwa derita. Manusia yang menguatkuasakan undang-undang mungkin berpaling untuk selamatkan jiwa yang tersayang, tetapi Allah tak pernah berpaling daripada kebenaran bila ia perlu ditegakkan.
Ingat, keadilan langit tak pernah gagal.
Ini kisah keadilan langit. Allah Maha Adil. Mungkin terselamat hari ini, hari esok belum tentu lagi. Mungkin kaya raya di hidup di dunia, boleh jadi akhirat terseksa,merana, jiwa derita. Manusia yang menguatkuasakan undang-undang mungkin berpaling untuk selamatkan jiwa yang tersayang, tetapi Allah tak pernah berpaling daripada kebenaran bila ia perlu ditegakkan.
Ingat, keadilan langit tak pernah gagal.
sangat mendalam
ReplyDelete